Selasa, 06 Desember 2011

Materi Bimbingan Konseling Bidang Layanan Pribadi dan Belajar


‘NIAT’ Begitu Pentingkah?

Nur Rosyid, S.Sos.I* 

A. Pengertian Niat
إنَّماَ الْأَعْماَلُ بِالنِّيّاَتِ وَإنَّماَ لِكُلِّ امْرِءٍ ماَ نَوىَ
“Bahwasannya amal perbuatan itu (dinilai) berdasarkan niat, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang ia niatkan”.
Dalam pengertian epistimologi atau lughowi-nya, niat diartikan sebagai kehendak (Qoshdu). Adapun menurut pengertian terminologi atau ishtilahi, niat mempunyai makna:
قَصْدُ شَيْءٍ مُقْتَرِناً باِلْفِعْلِ
Berkehendak (melakukan) sesuatu dibarengi/bersamaan dengan perbuatan”.
Dalam bahasa Arab, kehendak/keinginan itu mempunyai tingkatan dan istilah yang berbeda. Suatu misal, saat seseorang mempunyai bayangan dalam benaknya bahwa ia akan sholat, maka kehendak yang masih dalam benak itu disebut wahm (الوهم), atau prasangka. Ketika wahm semakin kuat, semisal orang berkehendak melakukan sholat Subuh, sedang dia masih dalam perjalanan menuju tempat pelaksanaan sholat, maka kehendak yang demikian dinamakan ‘azm   (العزم). Apabila ‘azm itu semakin kuat dan jiwa serta badan siap melaksanakan apa yang dikehendaki, maka kehendak yang demikian dinamakan Qoshdu (القصد), belum bisa dikatakan sebagai niat, karena tidak dibarengi/bersamaan dengan pelaksanaan sholat.
Adapun bila seseorang berkehendak (qoshdu)melaksanakan sholat, kemudian dibarengi dengan pelaksanaan takbirotul ikrom, maka kehendak yang demikian itu baru dinamakan niat.
Sama halnya, bila ada orang berkata bahwa ia sudah berniat menuntut ilmu, tetapi belum ada pelaksanaan yang kongkrit dari aktivitas menuntut ilmu, seperti berangkat menuju majlis ilmu (sekolah/madrasah;red.), mendengarkan penjelasan bapak atau ibu guru (ustadz/ustadzah), belajar, dan aktivitas ilmiah lainnya, maka niat yang ia katakan pada dasarnya baru sampai pada tingkatan wahm atau ‘Azm.
Dari penjabaran tentang niat di atas, dapat dipahami bahwa niat merupakan bagian yang menyatu dengan yang diniatkan (al-manwi). Artinya, saat seseorang me-niat-kan sesuatu, maka saat itu pula ia telah memulai apa yang ia niatkan.
B. Aspek Yang Terkandung Dalam Niat
Ada aspek-aspek penting yang terkandung dalam proses ‘berkehendak’ agar mencapai ke level niat. Proses ini melibatkan berbagai unsur yang saling terkait dan tidak terpisahkan.
Niat tidak cukup hanya dilakukan dengan aspek jasmaniah (fisik) belaka, namun juga melibatkan aspek ruhaniah (psikis), yang didasari oleh keyakinan (keimanan) dan perhitungan logis (akal pikiran).
Saat lisan seseorang mengucapkan niat:
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ لِإزَالَةِ الْجَهْلِ شُكْراً نِعْمَةَ الْعَقْلِ طَلَبَ مَرْضَاتِ اللهِ
“Aku niat belajar guna menghilangkan kebodohan, sebagai rasa syukur kenik’matan akal (yang diberikan kepadaku), guna menggapai ridho Alloh”.
Maka sebenarnya telah terjadi interaksi (hubungan) yang luar biasa antara aspek jasmaniah, ruhaniah, keyakinan, dan logika. Bentuk interaksi itu dimulai saat manusia yakin dan sadar bahwa ia diciptakan hanya untuk mengabdi (beribadah; red) kepada Sang Pencipta, Alloh SWT., yaitu dengan cara menjadi pengelola dan pemelihara bumi (kholifah fi al-ardli). Berdasarkan keyakinan dan kesadaran diri, kemudian ia akan berpikir bahwa diperlukan ilmu pengetahuan agar menjadi hamba (abdi) yang taat, dan mampu melaksanakan tugas dengan baik, yang diridhoi oleh Alloh SWT.
Proses selanjutnya adalah kristalisasi keyakinan dan berpikir logis, sehingga membentuk “kehendak melakukan sesuatu” atau niat yang tentunya menimbulkan konsekuensi untuk mewujudkannya; yaitu niat menuntut ilmu.
C. Pentingnya ‘Niat’
Niat adalah pemandu, pedoman, dan tumpuan untuk melangkah menuju tahap berikutnya. Selain itu, niat merupakan kumpulan rencana-rencana yang tersusun secara sistematis. Dengan mengingat niat, orang yang lupa tujuan hidupny akan teringat kembali, dan orang yang malas akan termotivasi dan bersemangat kembali.
Nah, untuk pembaca, “Mari Memperbarui Niat”, bila ternyata niat yang telah kita ucapkan dan ikrarkan belum memperbaiki kinerja dan perilaku …
*Guru BK SMP Negeri 1 Kendal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar